Rahvayana (Sujiwo Tejo)
Rating: ★★★★★★★☆☆☆
Dalam Rahvayana, Sujiwo Tejo memakai sudut pandang “aku”
yang sebenarnya bukan Rahwana tapi mengesankan diri sebagai Rahwana dengan
melakukan pendekatan ke Sinta. Tokoh “aku” memiliki empat saudara yang bernama
Amarah, Lawwamah, Supiah, dan Mutmainah, yang tidak lain adalah representasi
dari empat bersaudara Rahwana, Kumbakarna, Sarpakenaka, dan Wibisana.
Paradoks, karena tokoh “Rahwana” memiliki adik Rahwana juga.
Namun dengan begitu Sujowo Tejo berhasil menciptakan sebuah sudut pandang yang
unik. Alur ceritanya sendiri pun sudah unik, karena tiap bab seperti terdiri
dari kumpulan surat Rahwana kepada Sinta yang tak kunjung berbalas. Persis
seperti bagaimana Rahwana yang dalam kisahnya melakukan pendekatan selama 12
tahun masa penculikan. Bagaimana Rahwana yang diceritakan menyanyi dan menari
tiap hari di taman Argasoka semata-mata agar Sinta tersenyum.
Menggunakan tokoh-yang-terkesan Rahwana, Rahwayana menjadi
satu lagi karya yang mencoba mengubah paradigm orang tentang kisah Ramayana.
Rangkaian surat-surat Rahwana adalah gabungan dari pengalaman petualangan
pewayangan Rahwana dan Sinta yang terbawa ke dunia modern (seperti misalnya
ketika pertemuan mereka di Borobudur, menonton teater Les Miserables di Kallang Theatre Singapura atau berada di Dubai), penggalan kisah
Ramayana dengan detail-detail prekuelnya (meski belum selesai), dan “pamer
intelektual” Rahwana tentang sejarah dan sastra di berbagai belahan dunia.
Cerita ini belum selesai, bahkan pembahasaan tentang Rama “baru
mulai” di akhir buku. Buku ini, meskipun sedikit acak dan membingungkan, tapi
unik dan menyenangkan untuk dibaca. Yang jelas, buku ini cocok untuk para
pengagum Rahwana. Saya kemudian membaca lagi tulisan pembelaan Rahwana yang dulu pernah saya upload
di sini dan sini.
Buku ini tentang Rahwana, dan bagaimana dengan kesabarannya
dia memandang cinta. []
0 comments:
Post a Comment