Dalam proses belajar kuliah kehidupan, setiap orang yang kita temui di perjalanan bisa dijadikan sebagai
guru. Setiap apa-apa yang terjadi pada diri kita bisa dijadikan petunjuk,
tinggal bagaimana kita melihatnya.
Poin pentingnya adalah, petunjuk itu tidak melulu hadir
dalam kejadian besar. Tanda-tanda yang penting justru kerap tersembunyi pada
kejadian-kejadian kecil. Dan kali ini, saya berusaha menunjukkan contoh detail
kecil kebaikan.
Pada suatu hari, saat keluar dari sebuah masjid, saya
melihat seorang bapak yang sedang memegang handphonenya. Kemudian terdengar
bunyi nada startup Nokia dari handphone
tersebut, tanda handphone baru dinyalakan.
Artinya apa? Si bapak mematikan handphone-nya saat masuk ke
dalam masjid. Persis seperti perintah yang tercantum dalam bentuk stiker yang
biasa ada di kaca masjid. “Masuk masjid, handphone harap dimatikan” adalah
perintah yang sangat sederhana untuk dicerna, namun juga mudah diabaikan.
Kita adalah kebiasaan kita. Sebuah tindakan yang baik,
meskipun sederhana, adalah hasil dari kebiasaan baik. Satu hal yang perlu
diketahui dari hal-hal yang sederhana, mereka tidak selalu sederhana. Tindakan
yang dilakukan oleh bapak tersebut membutuhkan kepekaan yang tinggi.
Di negeri dimana peraturan dibuat untuk dilanggar, that was
something.
Saya sendiri tidak suka kalau mendengar bunyi nada dering di
tengah-tengah sholat, mengganggu. Namun bukan berarti saya selalu mematikan
handphone saya, bahkan pernah sekali dua kali handphone saya sendiri yang
berbunyi. Dan saya sadar, nada dering yang berasal dari handphone sendiri itu
lebih mengganggu.
Alasan yang pertama, ketika handphone saya tiba-tiba
berbunyi, saya bingung dan kalut dan panik berusaha secepat mungkin mematikan
suara itu. Yang kedua, timbul perasaan yang tidak enak. Perasaan tidak enak
karena sudah mengganggu orang lain, itu lebih mengganggu kita, bahkan sampai
shalat selesai.
Maka dari itu, sebenarnya aturan mematikan handphone itu
sebenarnya bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk kebaikan kita sendiri. Toh
ketika sudah kita silent pun, sensasi getaran di saku celana kita sedikit
banyak merusak fokus kita.
Menanam padi, memanen padi.
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (11: 115)
Sering kali kita gak sadar dengan masalah sepeleh kayak gini, :)
ReplyDeletesalam kenal bang
iye setuju, salam kenal :)
ReplyDelete