Itu adalah sedikit pengertian saya mengenai persepsi, cara
pandang. Saat melihat sebuah laptop di meja dengan modem yang terpasang? Apakah
hanya laptop, atau adakah maksud lain? Mengapa ada modem di situ? Mengapa
sebagian orang memiliki modem dan sebagian lagi tidak? Kalau kita bisa
memandang sejauh itu, berarti kita bisa paham kalau ada tujuan tertentu mengapa
kita punya modem. With great power, comes
great responsibility.Dengan anugerah koneksi internet yang kita punya,
tentu kita memiliki “tanggung jawab” yang lebih besar dari yang tidak punya.
Dari situlah saya mulai berpikir tentang kebermanfaatan koneksi internet yang
saya punya untuk orang lain, salah satunya dengan menulis.
Saat ini saya adalah salah satu dari 10 peserta Pelatihan
Menulis Soto Babat yang diselenggarakan oleh Keluarga Embun. Tercatat baru tiga
kali pertemuan, kelas terakhir adalah tentang bagaimana cara menulis
menggunakan sumber sebagai penguat argumen. Kemarin Kang Nassirun Purwokartun
(Kang Nass) membuat semacam tantangan untuk menulis setiap hari sekali selama
100 hari. Dari persepsi Kang Nass, menulis setiap hari adalah bagian dari
latihan kedisiplinan dan mengembangkan kepekaan hati. Karena sering menulis di
blog, saya pikir apa susahnya untuk menerima tantangan semacam itu. Singkat kata
saya menerimanya.
Lalu bagaimana saya memandang program menulis 100 hari yang
ditawarkan kang Nass kepada kami? Seperti argumen yang sebelumnya, bila kita
mengatur sudut pandang kita sedemikian rupa, kita akan melihat kalau segala
sesuatu terjadi tidak begitu saja. Misal begini, kalau ada puluhan orang yang
mendaftar pelatihan ini, mengapa kami bersepuluh yang terpilih. Baiklah,
mungkin karena yang tulisan pendaftar lain kurang mencukupi persyaratan. Kalau
begitu bagaimana kalau kasusnya begini, ada salah satu teman saya yang juga
ingin ikut pelatihan menulis, orangnya cerdas dan tulisannya bagus, tapi salah
informasi. Berarti saat ini memang ada yang harus saya lakukan yang tidak harus
dia lakukan, mungkin termasuk proses 100 hari ini. Seperti malaikat yang
memiliki sayap karena ruang kerjanya meliputi langit dan bumi, mereka daerah
edarnya lebih luas dari manusia yang tidak bersayap.
Saya tidak sendirian, ada Avi Ramadhani yang sudah menulis
petuahnya sejak pagi tadi. Tulisannya menambah motivasi saya, dia mengatakan
sesuatu yang semakin menyakinkan saya akan proses ini. Seperti yang dia
sampaikan, manusia kadang hanya melihat seputar waktu ketika cobaan dimulai, dia
tidak membayangkan betapa hebatnya dia jika lulus kelak. Tadi juga sempat ada
pikiran yang mengganggu sesaat setelah menerima tantangan ini. Misal, karena
ini pertengahan semester jadi nanti akan banyak tugas dan ujian. Ada juga
pikiran seperti bagaimana saya akan mengintegrasikan 100 tulisan dalam satu
tema. Semua pikiran itu semoga semakin menghilang, karena saya ingin melatih
dan menandai perubahan tulisanku dari hari ke hari. Tulisan, sebagai anak jiwa
akan membantu kita menjaga persepsi dan ideologi agar tidak terpengaruh sesuatu
seperti uang atau kepentingan kelompok.
nb: sebenarnya kegiatannya ini saya lakukan di facebook, kalau kalian ingin saya tag notes selama 100 hari ke depan bisa add saya di sini. Kalau di facebook saya tag beberapa orang, komen-komennya ada di sana. Terimakasih :D
poso sebentar lagi
ReplyDelete