Saya selalu tidak suka dengan orang yang membuang sampah
sembarangan. Pernah suatu pagi saat menunggu dosen, saya melihat seorang
mahasiswa yang sudah makannya sambil jalan, bungkusnya di lempar begitu saja
pula. Saat itu saya berpikir mungkin memang ada beberapa orang di dunia ini
yang pantas untuk dilempar dengan kursi, tepat di wajahnya. Kalau memang tidak
melihat tempat sampah di sekitar, sampahnya bisa dikantongi dulu.
Melihat orang yang membuang sampah dari jendela mobil juga
menyebabkan rasa aneh yang tidak bisa diverbalkan, seharusnya di mobil ada
cukup ruang untuk menaruh tempat sampah. Orang semakin sukses seharusnya
pikirannya semakin jernih dan lebih bisa menghargai orang lain. Pengendara
motor pun sama saja, sering saya temui di jalan mereka melempar sampah ke
pinggir jalan, meskipun sampah kecil seperti bungkus rokok. Alasan seperti
karena saat mengendarai motor kedua tangan sudah sibuk memegang stang menjadi
pembenaran. Seperti yang saya katakan tadi, sampah seharusnya bisa dikantongi
dulu.
Idealnya memang setiap orang membawa sampahnya sendiri ke
tempat sampah, tanpa meminta bantuan orang lain. Kalau itu dilakukan, tugas
tukang bersih akan menjadi lebih ringan. Sulit untuk merasakan hal itu kalau
kita tidak berada di posisi mereka. Saya sadar, posisi kita sebagai mahasiswa
memang sudah cukup ribet, selain sibuk kuliah dan membuat tugas, mereka juga
mempunyai banyak aktivitas lain. Akan mudah berpandangan kalau membuang sampah
yang mereka tinggalkan di koridor ruangan atau di dalam kelas tentu merupakan
tugas dari tukang bersih.
Yang lebih membuat saya khawatir sebenarnya adalah
teman-teman yang terlalu sibuk berusaha menjadi orang yang baik, tapi tidak
memperhatikan detail-detail kecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
Kebersihan itu sebagian dari iman. Mungkin mereka terlalu jauh menafsirkannya
dengan kebersihan hati dan mengabaikan arti literalnya. Tetapi menurut saya
kalau hatinya bersih, kepekaannya pada lingkungan seharusnya juga tinggi. Kotornya
lingkungan tempat kita beraktivitas menunjukkan bahwa kita adalah tukang sampah
yang sesungguhnya.
Tanpa orang-orang yang benar-benar peka terhadap hal-hal
kecil, dunia tidak akan berubah menjadi lebih baik, tidak akan. Isu
penyelamatan lingkungan mungkin baru beberapa dekade terakhir muncul dan
dikaji, tapi ada orang-orang seperti tukang bersih yang sudah mempraktekannya
jauh sebelumnya. Orang-orang yang bekerja untuk bumi ketika kita yang mengaku
berpendidikan mengotorinya.
omahe dewe di sapu
ReplyDelete