Sebelumnya, terima kasih sudah mengikuti. Ini adalah bagian terakhir dari Sepak Bola dan Organisasi Mahasiswa.
Walaupun yang kami lakukan adalah permaianan sepak
bola kampung, bukan berarti semuanya tanpa persiapan. Saya kadang
membawa uang, kadang membawa minuman. Sebelum bermain, kita menyiapkan
gawang -- yang kita susun dari tempat sampah di halaman SD. Kita
menyiapkan siapa yang akan jadi kiper, siapa yang jadi penyerang.
Intinya, kita menyiapkan diri.
Dalam liga profesional, para pemain melakukan
banyak persiapan dan latihan. Mereka menghabiskan berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan latihan agar selalu berada pada kondisi terbaik
saat bertanding. Banyak tim melakukan tes fisik setiap awal musim untuk
memastikan para pemain berada pada level terbaiknya. Jika mereka tidak
lulus tes, mereka mungkin tidak akan dimasukkan ke tim utama.
Organisasi juga bisa memiliki ekspektasi semacam
itu terhadap para anggotanya. Ketahanan fisik mungkin bukan prioritas
utama, namun kemampuan untuk menyesesaikan tugas-lah yang penting. Maka
dari itu, beberapa organisasi melakukan semacam pelatihan administrasi
atau diskusi, agar anggotanya lebih siap melakukan setiap tugas yang
perlu dikerjakan. Ketika ada rekruitmen, "kemampuan berorganisasi"tidak
menjadi syarat utama -- agar banyak yang mau ikut. Maka dari itu, dalam
proses awalnya, mereka perlu persiapan yang"matang".
Tidak seperti basket, kita tidak bisa meminta time out dalam pertandingan sepak bola. Apalagi saat kami bermain sepak bola kampung, apaan banget.
Karenanya, kita perlu menggunakan komunikasi efektif -- yang bisa
dilakukan bahkan saat pertandingan tengah berlangsung. Ketika ada waktu
jeda seperti momen setelah gol atau ada yang cedera, kita bisa
berkomunikasi untuk bertukar posisi (biasanya karena sudah capek maju
maka ganti jadi kiper -___-). Sejauh ini, komunikasi yang saya temui
sangat-sangat efektif, hanya kata"oper!","los! (pass)", atau"shoot!"
Komunikasi memang kunci dalam bermain bola. Hal tersebut akan membangun chemistry
dan hubungan yang baik. Semakin baik komunikasi, semakin sedikit
kesalah-pahaman. Kepercayaan antar pemain akan terjaga. Inilah mengapa
sebelum bertanding pemain beserta pelatih berkumpul dulu di ruang ganti,
untuk membahas strategi apa yang akan dimainkan. Hal ini akan
mengeliminasi ketidak-jelasan pola permainan. Setelah babak pertama
berakhir, ada jeda waktu sekitar 10 menit. Dalam 10 menit itu, pemain
dan pelatih perlu berkomunikasi lagi secara efektif untuk mengevaluasi
dan atau mengganti strategi.
Begitupun ketika kita tengah rapat dalam
organisasi, kita perlu belajar membahas sesuatu seefektif mungkin.
Selain terkait isu managemen waktu (pada catatan bagian 3), komunikasi
efektif perlu diterapkan agar masing-masing anggota mendapatkan arahan
kerja yang jelas. Sedikit saran, kalau rapat jangan lama-lama -- lakukan
pembahasan cepat dan to the point, tetapi sering lakukan rapat
agar kesempatan untuk berkomunikasi semakin banyak. Selain itu, rapat
merupakan tempat dimana kita bisa mengevaluasi keberjalanan tanggung
jawab masing-masing dan rencana kedepannya. Komunikasi yang baik itu
vital.
Akhir kata, selamat membaur dengan teman-teman dan berorganisasi yang sehat. :)
@cahyoichi_
0 comments:
Post a Comment