(Kegagalan) Memaknai Masalah Sinyal

Apr 14, 2013


Salah satu tujuan Allah SWT memberikan cobaan adalah untuk menaikkan derajat hambanya. Dengan kata lain, semakin besar ujian untuk orang beriman, berarti semakin tinggi pula derajatnya. Salah satu bukti nyata bagaimana “cara kerja” peningkatan derajat itu adalah ada pada hubungan antara seorang muslim dengan Sholat Shubuh berjamaah di masjid.

Seorang muslim biasa akan memilih (atau terpaksa) Sholat Shubuh di rumah karena belum bisa bangun pagi. Kemudian ada seorang muslim yang berusaha melewati ujian rasa ngantuk tersebut, sehingga pada akhirnya dia terbiasa untuk sholat Shubuh di masjid. Dengan begitu derajatnya akan naik lebih tinggi dari muslim kebanyakan karena dia sudah bisa sholat Shubuh berjamaah dengan gampang, segampang apabila muslim lain pergi ke masjid pada siang hari. Untuk naik ke tahapan derajat yang berikutnya, Allah SWT akan menambah materi ujiannya selain rasa ngantuk. Misal seperti secara tiba-tiba dia alergi pada udara dingin atau di jalan dekat rumahnya menjadi sering muncul penampakan.

Pada setiap individu, bidang-bidang derajat yang bisa dieksplorasi pun sangat banyak. Hal tersebut berkaitan dengan latar belakang dan interest masing-masing. Bagi orang-orang seperti saya yang sedang menjalani proses belajar yang membutuhkan media online, ujian yang paling bisa ditebak adalah sinyal internet. Tampaknya beberapa hari yang lalu Allah SWT memberikan ujian dengan menjadikan sinyal Smartfren bermasalah. Sayang sekali, menjadi orang yang sadar diuji bukan berarti akan mudah melewati ujian.

Pada awal proses menulis beberapa waktu yang lalu, ujian yang terberat adalah konsistensi dan susahnya menyusun sebuah artikel yang baik. Beberapa Terapi Persepsi berlalu dan saya sudah mulai terbiasa dengan kesenangan ini. Mengupload satu tulisan setiap hari terasa semakin mudah. Proses ini berjalan lumayan lancar sampai sinyal yang mem-bau beberapa hari yang lalu. Bersama kejadian itu, Allah SWT seperti mengirimkan pesan, “Oh jadi kamu sudah mulai lancar membuat PSH, bagaimana kalau sinyalnya Aku ambil?”

Kita sebagai manusia memang sangat lemah di hadapan Allah SWT, semua kekayaan, kepandaian, derajat dan pangkat bisa sewaktu-waktu di ambil-Nya. Astagfirullah, pasti saya kurang bersyukur.

Seperti yang bisa kalian ketahui, kemarin saya menjadi tertatih-tatih dalam pengerjaan PSH. Koneksi internet memang saya perlukan sebagai salah satu media untuk mencari inspirasi dan data. Selain itu, membaca tulisan teman-teman yang lain juga merupakan salah satu sumber energi untuk tetap menulis. Namun bagaimanapun pembenarannya, ketidakmampuan mengupload tulisan tepat waktu menjadi salah satu indikasi bahwa derajat saya tidak jadi naik. Sekarang saya bisa memulai menulis lagi karena memang ujian tersebut sudah diambil lagi, sinyal internet sudah kembali normal. Ironis, saya belum mampu menang melawan diri saya sendiri tapi tempo hari sudah berani menantang vampir.

0 comments:

Post a Comment