Sepak Bola dan Organisasi Mahasiswa Bag. 3

Mar 23, 2014

Sebelumnya, terima kasih sudah mengikuti. Ini adalah bagian terakhir dari Sepak Bola dan Organisasi Mahasiswa.

Walaupun yang kami lakukan adalah permaianan sepak bola kampung, bukan berarti semuanya tanpa persiapan. Saya kadang membawa uang, kadang membawa minuman. Sebelum bermain, kita menyiapkan gawang -- yang kita susun dari tempat sampah di halaman SD. Kita menyiapkan siapa yang akan jadi kiper, siapa yang jadi penyerang. Intinya, kita menyiapkan diri.

Dalam liga profesional, para pemain melakukan banyak persiapan dan latihan. Mereka menghabiskan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan latihan agar selalu berada pada kondisi terbaik saat bertanding. Banyak tim melakukan tes fisik setiap awal musim untuk memastikan para pemain berada pada level terbaiknya. Jika mereka tidak lulus tes, mereka mungkin tidak akan dimasukkan ke tim utama.

Organisasi juga bisa memiliki ekspektasi semacam itu terhadap para anggotanya. Ketahanan fisik mungkin bukan prioritas utama, namun kemampuan untuk menyesesaikan tugas-lah yang penting. Maka dari itu, beberapa organisasi melakukan semacam pelatihan administrasi atau diskusi, agar anggotanya lebih siap melakukan setiap tugas yang perlu dikerjakan. Ketika ada rekruitmen, "kemampuan berorganisasi"tidak menjadi syarat utama -- agar banyak yang mau ikut. Maka dari itu, dalam proses awalnya, mereka perlu persiapan yang"matang".

Tidak seperti basket, kita tidak bisa meminta time out dalam pertandingan sepak bola. Apalagi saat kami bermain sepak bola kampung, apaan banget. Karenanya, kita perlu menggunakan komunikasi efektif -- yang bisa dilakukan bahkan saat pertandingan tengah berlangsung. Ketika ada waktu jeda seperti momen setelah gol atau ada yang cedera, kita bisa berkomunikasi untuk bertukar posisi (biasanya karena sudah capek maju maka ganti jadi kiper -___-). Sejauh ini, komunikasi yang saya temui sangat-sangat efektif, hanya kata"oper!","los! (pass)", atau"shoot!"

Komunikasi memang kunci dalam bermain bola. Hal tersebut akan membangun chemistry dan hubungan yang baik. Semakin baik komunikasi, semakin sedikit kesalah-pahaman. Kepercayaan antar pemain akan terjaga. Inilah mengapa sebelum bertanding pemain beserta pelatih berkumpul dulu di ruang ganti, untuk membahas strategi apa yang akan dimainkan. Hal ini akan mengeliminasi ketidak-jelasan pola permainan. Setelah babak pertama berakhir, ada jeda waktu sekitar 10 menit. Dalam 10 menit itu, pemain dan pelatih perlu berkomunikasi lagi secara efektif untuk mengevaluasi dan atau mengganti strategi.

Begitupun ketika kita tengah rapat dalam organisasi, kita perlu belajar membahas sesuatu seefektif mungkin. Selain terkait isu managemen waktu (pada catatan bagian 3), komunikasi efektif perlu diterapkan agar masing-masing anggota mendapatkan arahan kerja yang jelas. Sedikit saran, kalau rapat jangan lama-lama -- lakukan pembahasan cepat dan to the point, tetapi sering lakukan rapat agar kesempatan untuk berkomunikasi semakin banyak. Selain itu, rapat merupakan tempat dimana kita bisa mengevaluasi keberjalanan tanggung jawab masing-masing dan rencana kedepannya. Komunikasi yang baik itu vital.

Akhir kata, selamat membaur dengan teman-teman dan berorganisasi yang sehat. :)

@cahyoichi_

0 comments:

Post a Comment