Kalau kita termasuk orang-orang Alhamdulillah, kita tidak
akan menyia-nyiakan waktu dan tenaga kita untuk mengeluh (komplain).
Dalam hidup ini, kita tidak pernah benar-benar sendirian.
Sebagai makhluk sosial, kita akan selalu berinteraksi dengan orang lain, secara
langsung maupun tidak langsung.
Dalam interaksi tersebut, berlaku hukum roda: kadang kita
berada di posisi atas, kadang di bawah. Dengan kata lain, kadang kita
membutuhkan bantuan orang lain, dan kadang kita memiliki kesempatan untuk
membantu orang lain.
Jenis dan besarnya bantuan itu bervariasi, ada yang besar
dan kecil. Pun demikian, idealnya kita selalu menyempatkan diri untuk bilang “terima
kasih”, tanpa memandang besar-kecilnya bantuan yang kita terima.
Suatu hari, ada seseorang yang membagikan formulir
pendaftaran sebuah program. Karena ada banyak orang yang butuh formulir
tersebut, kita antri. Pembagian kertas formulir itu mirip seperti pembagian
kertas ujian, jadi jarang yang bilang terima kasih.
Orang-orang menerima kertas formulir tersebut, lalu langsung
pergi. Ya mungkin karena mereka memandangnya memang sudah menjadi hak mereka,
dengan mengabaikan perantaranya.
Seperti ketika Allah SWT sudah menjatah suatu rejeki kepada
kita, pasti akan sampai. Namun poinnya adalah, apakah Allah SWT memberikannya
langsung kepada kita, turun dari langit? Rupanya selalu ada perantara. Nah
selain berucap hamdalah atas rejeki yang kita terima, bukankah kita juga harus
berterima kasih kepada tangan yang menyampaikan rejeki itu?
Think about it.
Ketika sampai pada giliran saya untuk menerima formulir,
saya “mencoba” untuk bilang terima kasih. Rupanya, orang yang membagikan
formulir itu bilang “sama-sama” dengan nada yang mengesankan. Entah bagaimana
saya merasa senang.
Mengucapkan terima kasih ternyata memang tidak sesulit itu.
Semakin kesini manusia cenderung lebih suka untuk memilih
daripada berterima kasih. Contoh sederhananya adalah saat kita mengopi film
dari teman kita, kita lebih dulu bilang, “Kok subtitle-nya bahasa Inggris?” namun
lupa mengucapkan terima kasih. Orang yang memberikan film tersebut mungkin
mendownloadnya saja lama dan ribet, apa susahnya bilang terima kasih dulu?
Kalau untuk hal yang “terlihat” begitu saja sudah susah
bersyukur, bagaimana kita akan mensyukuri nikmat yang tidak kasat mata seperti,
kesehatan, kesempatan, atau bahkan iman?
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia
tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad)
Bener, Allah swt punya berbagai cara untuk ngabulin permintaan kita. Tinggal gimana caranya kita mensyukuri apa yang udah diberikan-Nya, itu pasti yg terbaik. :)
ReplyDeletebersyukurlah dengan apa yang kita punya saat ini
ReplyDeleteSip. Manusia sekarang lebih mengedepankan nuntut hak ketimbang ngejalanin kewajiban. Dan ngucapin terimakasih ini harusnya masuk Kewajiban Asasi Manusia.
ReplyDeleteNgucapin terimakasih dalam ranah hablu minna naas dan pastinya hablu minnallah. Tsah~