Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) bukan tanpa alasan. Hal tersebut mengacu pada konteks sejarah
perjuangan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar
Dewantara dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Seperti RA Kartini, Ki
Hadjar Dewantara mengabadikan pemikirannya dengan menulis. Tulisan-tulisan
beliau begitu komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan
semangat antikolonial. Tanggal 2 Mei sendiri diambil dari tanggal lahir Ki
Hadjar Dewantara, beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Untuk Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), kita mengacu
pada sejarah terbentuknya organisasi Boedi Oetomo. Organisasi ini didirikan
pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Pada
awalnya, organisasi ini bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Seiring berjalannya waktu, Boedi Oetomo kemudian menjadi gerakan politik yang
bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia. Karena dianggap sebagai organisasi yang
menjadi pelopor bagi organisasi kebangsaan lainnya, maka tanggal kelahiran
Boedi Oetomo yaitu 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Bila kita cermati, sejarah lahirnya kebangkitan nasional
pada tahun 1908 disebabkan oleh munculnya kaum terpelajar. Itu berarti, ilmu
memang sangat dibutuhkan untuk membuat perubahan besar. Tokoh-tokoh pergerakan
nasional yang menjadi penggerak munculnya organisasi-organisasi modern pada
masa itu, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo, Soekarno, Agus Salim,
dan sebagainya lahir dari dunia pendidikan. Dengan kata lain, pengaruh pendidikan
pada masa perjuangan membuka kesadaran kaum terpelajar untuk bangkit dari
keterpurukan sebagai bangsa yang terjajah. Mereka semua terdidik, kemudian
bersama-sama mengusung kebangkitan, sebuah cara pandang yang mungkin juga bisa untuk menjawab kenapa Hardiknas dan Harkitnas berada pada satu bulan.
Waktu itu meski awalnya Belanda hanya membuka
sekolah-sekolah bagi golongan bangsawan dan mampu, tetapi justru dimanfaatkan
oleh golongan elit Indonesia untuk mengubah nasib bangsanya. Bagaimana dengan
keadaan negeri ini sekarang? Kita sendiri adalah orang-orang yang berkesempatan
untuk mendapatkan pendidikan tinggi, namun kebangkitan apa yang sudah kita
capai? Sebelum ke pertanyaan itu, apakah jiwa perjuangan itu sendiri sudah
hadir pada diri kita masing-masing?
0 comments:
Post a Comment