Antara subhanallah
dan wow. Saya jatuh cinta pada Khalid
bin Walid. Tidak hanya karena ketauhidannya, tapi karena proses pemecatan itu.
Khalid bin Walid, yang oleh Baginda Rasulullah SAW sendiri dijuluki Pedang
Allah (Syaifullah), harus dipecat oleh Amirul Mu’minin justru karena tidak
pernah kalah. Atas ijin Allah SWT, beliau sebagai panglima memang belum pernah
kalah dalam setiap pertarungannya, seperti waktu melawan Persia, Irak, dan
lain-lain. Karena selalu menang itulah, prajurit-prajuritnya mulai memuja dan
memujinya. Tidak jarang orang yang membuat syair untuk memuja kepahlawanan
Khalid bin Walid. Sebagai seorang khalifah, Umar (RA) harus menjaga akidah
umatnya, beliau khawatir umatnya menjadi syirik karena terlalu memuja Khalid
bin Walid. Maka dari itu, Khalifah Umar memutuskan untuk memecatnya.
Kemudian pikiran saya kembali kepada
istilah Pedang Allah. Waktu kecil saya suka dengan cerita Nabi dan pernah juga
mendengar nama Khalid bin Walid, tapi untuk julukan Pedang Allah-nya, saya baru
mengetahuinya beberapa waktu yang lalu. Bayangkan, bagaimana caranya orang
mengalahkan Pedang Allah? Imajinasi saya langsung menuju ke pertempuran pasukan
Islam jaman dahulu, dan membayangkan betapa kuatnya mereka. Bagaimana panglima
perang mereka menyerang menerjang menebas kiri-kanan dan mematikan mental musuh
bahkan sebelum beliau mendekatinya.
Penasaran dengan sejarah yang lebih
lengkap, saya mencari judul buku tentang beliau di google. Ada salah satu buku yang berjudul “The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, His Life and Campaigns”
yang ditulis oleh A.I. Akram, mantan Letnan Jenderal Pasukan Pakistan, pada
bulan Oktober 1969. Alhamdulillah sudah ada ebook-nya, tetapi masih dalam
bahasa Inggris (nangis T.T). Sementara ini ebook-nya baru saya baca
sekilas-sekilas, isinya bagus dan cukup detail. Saya sempat membuka situs
Gramedia online dan mencari buku yang sama yang sudah diterjemahkan. Rupanya
ada, tetapi hingga saat ini saya belum mengeceknya secara langsung ke Toko Buku
Gramedia.
Pengalaman ini membuat saya tercerahkan
sekaligus malu. Ternyata kisah-kisah pahlawan Islam jaman dahulu sungguh luar
biasa, ini saja baru salah satu tokoh. Bagaimana bisa saya sebagai muslim
justru lebih tahu sejarah Captain Amerika dengan Hydra-nya daripada Khalid bin
Walid dengan Perang Yarmuk-nya? Mungkin saya yang terlalu bodoh hingga pikiran
ini mudah direkonstruksi media-media barat untuk lebih mengenal
“pahlawan-pahlawan buatan” mereka. Sejarah-sejarah seperti ini pasti sudah
ditutup-tutupi oleh barat sehingga kita seperti kehilangan motivasi untuk
bergerak. Dari SD sampai kuliah, buku sejarah kita selalu berisi
sejarah-sejarah barat, bukan sejarah Islam. Kita seakan dibuat lupa kalau Islam
pada zaman dahulu pernah begitu kuat dan menguasai 2/3 dunia.
Saya juga sudah mengunduh beberapa video
tentang Khalid bin Walid di youtube. Dikisahkan bahwa beliau adalah orang yang
memeluk Islam dan menjadi panglima perang terbaik yang pernah ada. Beliau mampu
mengontrol kudanya dengan lutut dan di waktu yang sama memegang dua pedang. Beliau
memiliki tubuh yang tinggi perkasa, bahu yang lebar, memiliki pemikiran yang
bijak dan mata elang yang digunakannya untuk bertarung. Beliau memperoleh
julukan Syaifullah, atau dalam bahasa kita berarti Pedang Allah.
0 comments:
Post a Comment