Terlepas
dari tujuan Elva memberikan pulpen ini kepadaku, aku membuat fantasi sendiri. Konon,
pada jaman dahulu warna perak erat kaitannya dengan vampir atau drakula.
Drakula adalah manusia kelelawar immortal
penghisap darah yang tidak bisa dibunuh dengan semua senjata, kecuali
barang-barang yang terbuat dari perak. Dalam film Abraham Lincoln: Vampire Hunter [2012], Lincoln muda berhasil
membunuh banyak vampir dengan kapak yang dilapisi perak. Ketika terjadi perang
besar antara manusia dengan vampir, Lincoln dan pasukannya mengumpulkan semua
peralatan yang terbuat dari perak, termasuk sendok dan gelas. Semua benda
tersebut kemudian dilebur dan dijadikan peluru perak, sehingga mereka bisa
menang melawan pasukan vampir.
Seperti
kapak Lincoln, pulpen ini juga berwarna perak. Maka dari itu, aku menyebutnya
pulpen pengusir vampir. Pulpen ini tidak benar-benar perak, sama halnya dengan
vampir yang kusebut tadi, tidak benar-benar vampir. Vampir di sini merupakan
sebuah analogi pikiran-pikiran jahat manusia. Pikiran-pikiran yang cuma melihat
sesuatu dari satu persepsi yang bisa menimbulkan konflik. Pikiran yang akan
menghisap setiap kedamaian yang sebenarnya bisa diciptakan. Pulpen perak ini
akan menambah kemungkinan untuk bisa mengalahkan itu semua.
Elva sering
memberikan motivasi untuk menulis. Dengan pulpen ini, aku seperti selalu bisa
menghadirkan motivasi tersebut. Dengan motivasi itu kemudian aku bisa terus
menulis, memerangi vampir. Memerangi pikiran-pikiran jahat yang terakumulasi
dalam opini-opini publik. Dengan senjata ditambah teknik menggunakannya yang
terus kulatih dan kuciptakan sendiri, insyaallah
aku bisa berbuat sesuatu yang lebih. Seperti keberhasilan Lincoln membina
pasukannya, aku harap semakin banyak orang yang memiliki irama yang sama
denganku.
0 comments:
Post a Comment