Lagi-lagi aku terlambat, belum wudhu lagi. Selepas wudhu, aku
langsung masuk ke dalam masjid. Masih ada ruang di shaf pertama. Mungkin karena
agak gerimis, jama’ah tidak seramai biasanya. Beberapa saat setelah menyusul
takbiratul ihram, aku merasakan ada langkah kaki mendekat. Sadar di sampingku
masih agak longgar untuk diisi satu orang lagi, aku agak geser sedikit. Tidak menyangka,
ternyata seorang anak kecil.
Aku sering sekali melihat anak-anak ikut shalat berjama’ah
di masjid, tapi tidak pergi sendirian. Anak-anak yang biasanya ramai bercanda
di tempat wudhu dan selesai sholat kembali melanjutkan permainan. Konon, ibadah
yang dilakukan dan dirasakan bersama-sama memang agak ringan, seperti kita
santai melakukan Puasa Romadhon karena orang-orang di sekitar kita juga puasa.
Berbeda dengan anak-anak tadi, anak laki-laki kecil ini datang sendirian,
sepertinya jalan kaki, di tengah gerimis. Oh, ralat, dia ditemani malaikat.
Dasar bocah, kita mulai sholatnya sama-sama di rokaat ke
dua, tapi rupanya dia ikut salam waktu imam selesai sholat. Meski begitu, dia
tidak beranjak dari tempatnya sampai aku selesai. Kalau aku tidak salah
merasakan, dia sesekali melihat ke arahku waktu aku menyelesaikan satu rokaat
terakhir. Entah mengapa ada perasaan tidak sabar ingin segera selesai dan
menyalaminya.
Ketika sholat di samping anak-anak, aku biasanya membuat
gerakan dzikir dan doa yang lebih “terlihat”, aku ingin mereka mencontohnya.
Begitu juga dengan yang tadi, aku melakukan hal yang sama di samping anak
tersebut. Selesai doa, seakan mengatakan “Sudah nak, kamu boleh pulang”, aku
melanjutkan ke sholat sunnah Ba’diyah Magrib.
Selesai sholat, aku cukup terkejut karena ternyata anak itu
juga sholat di belakangku. Entah berapa roka’at yang dia buat, tapi dia selesai
begitu aku beranjak pulang. Sebagai tambahan informasi, dilihat dari
penampilannya barangkali dia masih kelas satu atau bahkan masih TK.
Malaikat saja mungkin sangsi dia tahu nama sholat jama’ahnya
tadi sholat Magrib. Belum sampai ke pelajaran sholat yang benar, tapi sudah
pergi ke masjid. Sementara kita orang dewasa yang sudah lama tahu kalau pahala
sholat jama’ah itu lebih utama 27 derajat, dengan setiap pembenaran yang kita
buat, lebih terima sholat sendirian di rumah.
0 comments:
Post a Comment