Salah satu tujuan Allah SWT memberikan cobaan adalah untuk
menaikkan derajat hambanya. Dengan kata lain, semakin besar ujian untuk orang
beriman, berarti semakin tinggi pula derajatnya. Salah satu bukti nyata
bagaimana “cara kerja” peningkatan derajat itu adalah ada pada hubungan antara
seorang muslim dengan Sholat Shubuh berjamaah di masjid.
Seorang muslim biasa akan memilih (atau terpaksa) Sholat
Shubuh di rumah karena belum bisa bangun pagi. Kemudian ada seorang muslim yang
berusaha melewati ujian rasa ngantuk tersebut, sehingga pada akhirnya dia terbiasa
untuk sholat Shubuh di masjid. Dengan begitu derajatnya akan naik lebih tinggi
dari muslim kebanyakan karena dia sudah bisa sholat Shubuh berjamaah dengan
gampang, segampang apabila muslim lain pergi ke masjid pada siang hari. Untuk
naik ke tahapan derajat yang berikutnya, Allah SWT akan menambah materi
ujiannya selain rasa ngantuk. Misal seperti secara tiba-tiba dia alergi pada
udara dingin atau di jalan dekat rumahnya menjadi sering muncul penampakan.
Pada setiap individu, bidang-bidang derajat yang bisa
dieksplorasi pun sangat banyak. Hal tersebut berkaitan dengan latar belakang
dan interest masing-masing. Bagi
orang-orang seperti saya yang sedang menjalani proses belajar yang membutuhkan
media online, ujian yang paling bisa ditebak adalah sinyal internet. Tampaknya
beberapa hari yang lalu Allah SWT memberikan ujian dengan menjadikan sinyal
Smartfren bermasalah. Sayang sekali, menjadi orang yang sadar diuji bukan
berarti akan mudah melewati ujian.
Pada awal proses menulis beberapa waktu yang lalu, ujian
yang terberat adalah konsistensi dan susahnya menyusun sebuah artikel yang baik.
Beberapa Terapi Persepsi berlalu dan saya sudah mulai terbiasa dengan
kesenangan ini. Mengupload satu tulisan setiap hari terasa semakin mudah.
Proses ini berjalan lumayan lancar sampai sinyal yang mem-bau beberapa hari
yang lalu. Bersama kejadian itu, Allah SWT seperti mengirimkan pesan, “Oh jadi
kamu sudah mulai lancar membuat PSH, bagaimana kalau sinyalnya Aku ambil?”
Kita sebagai manusia memang sangat lemah di hadapan Allah
SWT, semua kekayaan, kepandaian, derajat dan pangkat bisa sewaktu-waktu di
ambil-Nya. Astagfirullah, pasti saya kurang bersyukur.
Seperti yang bisa kalian ketahui, kemarin saya menjadi
tertatih-tatih dalam pengerjaan PSH. Koneksi internet memang saya perlukan
sebagai salah satu media untuk mencari inspirasi dan data. Selain itu, membaca
tulisan teman-teman yang lain juga merupakan salah satu sumber energi untuk tetap
menulis. Namun bagaimanapun pembenarannya, ketidakmampuan mengupload tulisan
tepat waktu menjadi salah satu indikasi bahwa derajat saya tidak jadi naik.
Sekarang saya bisa memulai menulis lagi karena memang ujian tersebut sudah
diambil lagi, sinyal internet sudah kembali normal. Ironis, saya belum mampu menang
melawan diri saya sendiri tapi tempo hari sudah berani menantang vampir.
0 comments:
Post a Comment