Surga Neraka Versi Mahasiswa Psikologi

May 23, 2012

Ini bukan cerita humor, judulnya memang seperti itu.

Suatu hari aku bercengkrama dengan beberapa teman, bahasan kami saat itu bukan cerita romantika kampus yang mendayu-dayu, kami terpikir untuk membahas bagaimanakah keadaan surga dan neraka. Kemudian salah satu temanku teringat bahwa dia pernah membahas soal ini dengan mahasiswa psikologi, dan cerita dimulai.

Waktu si mahasiswa Psikologi ditanya perihal bagaimana gambaran surga menurut dia, dia lantas bertanya balik kepada temanku.

“pernahkah kamu berbuat baik, dan setelah berbuat baik itu timbul perasaan bahagia?”


Temanku mengangguk, lalu si psikologi melanjutkan,

“seperti itulah menurutku, di surga nanti setiap perbuatan baik yang telah kamu lakukan akan dibalas dengan perasaan bahagia seperti itu, dikumpulkan jadi satu, dikalikan ribuan kali lipat”

“dan satu lagi, kita akan hidup dengan perasaan seperti itu selamanya..”

Menahan rasa terkejutnya, temanku melanjutkan pertanyaan mengenai bagaimana gambaran di neraka.

“sama, pernahkah kamu berbuat jahat dan setelah itu menyesal?”

“di neraka nanti, setiap perbuatan jahat yang telah kamu lakukan akan dibalas dengan perasaan menyesal seperti itu, dikumpulkan jadi satu, dikalikan ribuan kali lipat”

“bisakah kau bayangkan bagaimana kita akan hidup penuh penyesalan seperti itu, selamanya?”

Cerita selesai, setelah ini cuma analisis pribadiku.

Kalian pasti pernah kan berbuat baik lalu muncul rasa bahagia, misal kita memberi uang pada pengemis, walau jumlahnya tidak seberapa, pengemis itu akan terlihat senang dan mendoakan kita, entah bagaimana lalu di hati kita timbul rasa ikut bahagia. Kita mengantar teman sampai kosannya, lalu timbul rasa senang sepanjang perjalanan pulang.

Nah perasaan seperti itu lho, di surga nanti menurut si psikologi akan kita dapatkan lagi, dikumpulkan jadi satu, dilipatkan lagi hingga ribuan kali lipat, dan itu selamanya (immortal).

Itulah yang mungkin disebut kebahagiaan secara psikologis, kebahagiaan dalam arti sebenarnya mungkin seperti itu ya. Itulah yang pantas didapatkan orang-orang yang suka berbuat baik dengan ikhlas.

Kalau seandainya di surga kita “hanya” diberikan tempat yang luar biasa indah, bidadari, buah-buahan, sungai-sungai yang mengalir di dalamnya, kita mungkin bisa bosan, itu selamanya lho. Mungkin akan ada suatu titik dimana kita akan berkata “kenapa surga cuma seperti ini??”

Begini, kasusnya sama ketika kamu membeli hape tercanggih. Kamu akan senang, dalam sehari dua hari yang kamu lakukan cuma maen hape itu, yaa mungkin sampai 3-4 hari, seminggu lah paling lama. Setelah itu pasti timbul titik jenuh, pasti hape itu jadi terlihat biasa.

Nah jadi seperti itu, yang dimaksud bahagia dan kekal didalamnya itu bahagia secara psikologis, bukan soal material, karena pada hakikatnya manusia itu tidak pernah puas.

Sama halnya dengan di neraka, kita tentu pernah mengalami depresi karena suatu hal. Sedikit menyesal setelah melakukan perbuatan yang tidak baik. Aku pernah begitu menyesal saat berbohong tentang suatu hal pada temanku, dan rasanya memang menyiksa.

Kita mungkin ingat bagaimana kita pernah merasakan penyesalan yang terberat, mungkin karena kesalahan yang sebenarnya pikiran kita pun tidak setuju kalau kita melakukannya. Sekarang bayangkan kalau semua penyesalan itu digabung, lalu dibebankan ke kita atas akibat dari setiap perbuatan jahat yang kita lakukan.

Aku kurang tahu apakah penyiksaan psikologis itu lebih menyiksa daripada fisik, tapi aku pernah mendengar kalimat-kalimat seperti “bunuhlah seseorang dengan kata-kata”, “lidah lebih tajam daripada pedang”, “lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati”, dll.

Entahlah, Allah lebih tahu.

3 comments:

  1. dulu guru olah ragaku waktu SMP habis ngasih hukuman latian fisik pernah bilang gini,
    "kalo otot yang sakit, masih bisa diobati atau dipijet. Tapi kalo hati yang sakit, nggak ada obatnya dan nggak ada tekhnik pijetannya"

    sakit hati yang dibilang sama guruku itu mungkin bisa dikategorikan ke penyiksaan psikologis.

    Tapi katanya nih mas, sesuatu yang habis sakit itu ke depannya setelah sembuh biasanya bisa lebih kuat.

    ReplyDelete
  2. .ada beberapa hal yg tidak bisa disembuhkan oleh waktu, misal: luka yg sudah terlalu dalam. #ranyambung

    ReplyDelete
  3. coba aja ada betadin buat sakit hati. Pasti laku.

    ReplyDelete