Mati Dalam Kehidupan

Oct 21, 2011

Musuh Negara itu ada 2, yang pertama adalah orang yang mati dalam kehidupan, yang kedua adalah sebaliknya, orang yang hidup dalam kematian.

Saya tidak terlalu paham dengan apa yang disebut dengan hidup dalam kematian, tetapi ada banyak analogi yang menjelaskan orang yang mati dalam kehidupan.

orang yang mati dalam kehidupan itu adalah sekelompok orang yang terus menerus minta dinaikkan gajinya sementara banyak rakyat Indonesia yang malam ini tidak makan.

Orang yang tidak mau tau itu milik siapa, itu duit siapa, diambil. Persetan katanya.

Sekelompok orang yang hobinya makan aspal dan material bangunan, yang harusnya untuk membangun banyak sekolah yang atapnya bocor, kayunya keropos yang sewaktu-waktu bisa roboh dan menimbun semangat anak-anak polos yang harusnya tidak usah belajar pancasila saja. Pancasila telah gagal menjaga perasaan mereka.

Sekelompok orang yang dengan seluruh kesempatan kedua yang diberikan masih juga gagal membangun Negara, lalu yang berhasil dibangun itu rumah siapa?

Sekelompok orang penjilat orang-orang asing yang malah semakin bebas mengeruk kekayaan Indonesia dan meninggalkan kerusakan yang sudah tidak mungkin diperbaiki. Oke undang-undang investasi berjalan sangat-sangat sukses.

Sekelompok orang yang kenceng-kencengan suara, bagus-bagusan istilah saat rapat, lemparan-lemparan botol air mineral, dan sekelompok yang lain tidur. Drama yang dimasukkan di TV, setiap orang yang menonton dibuat semakin bingung dan pada akhirnya cuma bertanya, “jadi harga beras sudah bisa turun belum?”

Sekelompok orang menggelikan dengan pola pikir menggelikan, Negara mana lagi yang gedung parlemennya ada kolam renang dan ruang spa?

Reshuffle saja 27 kali, biar semua dapat bagian duit

5 comments:

  1. tentu saja negara Indonesia.. hahaha
    klo dicari bobroknya negara ini, pasti sampe malam gak habis2 disebutin...

    tapi setidaknya, disekitar kita masih ada orang2 baik yang jujur menjalankan kehidupannya. orang2 yang dengan ikhlas berjuang untuk menciptakan kehidupan yg lebih baik, meski serba kekurangan. orang2 yang selalu mensyukuri apa yang telah diberikan kepadanya, tanpa sedikitpun mengeluh akan kehidupannya..
    orang2 itulah yg sebenarnya menyangga langit di bumi nusantara ini masih berdiri kokoh hingga sekarang..

    ReplyDelete
  2. berhubung skrang aku ikut BEM, aroma tulisanku juga agak berubah,

    ReplyDelete
  3. hohoho sekarang tulisannya berbau politik ig
    sekarang tugas kita menjadi mahasiswa yang super dan unggul, kalo di kelas ya tanya (tapi pertanyaanya cari sendiri) hehehe

    ReplyDelete
  4. Semopga bukan hegemoni sesaat , tapi tak apalah dari pada tidak pernah

    ReplyDelete
  5. apa itu hegemoni?

    ReplyDelete