...bagi kami, petasan seperti memang memiliki sihir yang indah dan spesial. Mutlak mengesankan.Pada saat saya kecil, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu. Bukan masalah rahmat dan pahala yang membuncah, melainkan karena saya bisa membayangkan kesenangan-kesenangan yang bisa kami lakukan di bulan itu. Selain kesenangan yang muncul pada waktu sholat tarawih, kami juga punya agenda menyenangkan lain setelah sahur, yaitu bermain petak umpet dan petasan (mercon). Kali ini saya ingin mengingat sebagian kenangan tentang saya dan petasan.
Kami tinggal di kampung, maka dari itu ada banyak lahan luas untuk bermain. Pun saya sendiri waktu itu belum punya gadget-ganget seperti anak kecil sekarang, bahkan orang tua saya pun belum punya ponsel. Celakanya, sebagai anak kecil justru merasa sok-sokan punya energi berlebih, sehingga enggak bisa tidur begitu saja setelah sholat Shubuh. Maka dari itu, kami anak-anak kampung seperti enggak punya pilihan selain bermain di luar, tapi memang menyenangkan.
Buk! suara petasan korek yang saya masukkan ke dalam botol botol kratingdaeng. Waktu itu, saya kira sebuah petasan korek akan mampu meledakkan botol kaca tersebut. Kenyataannya, petasan malah enggak mendapat udara yang cukup dan suara yang dihasilkan malah pelan. Sungguh suatu pemikiran yang terlalu tinggi yang bahkan alam enggak bisa nge-handle. Tapi seperti yang saya katakan kemarin: hukum alam kalah dengan logika anak-anak.
Petasan korek memang sangat popular di kalangan anak seusia saya waktu itu. Para orang tua sebenarnya juga melarang. Normal, mereka melihat dari sudut pandang mereka. Namun bagi kami, petasan seperti memang memiliki sihir yang indah dan spesial. Mutlak mengesankan. Kami biasa membuat variasi ledakan, seperti memasukkannya ke dalam botol tadi, memasukkan ke dalam kentongan, atau ketika sedang ekstrim, meletakkan petasan secara sembunyi-sembunyi di belakang teman.
Kalau enggak berhati-hati, petasan memang bisa melukai tubuh kita. Bagaimanapun, salah satu komponen petasan adalah komposisi piroteknik, bahan serupa yang digunakan untuk membuat flare, bubuk mesiu, bahkan bom! Tetapi alhamdulillah, saya enggak kenapa-kenapa.
Kita enggak perlu benci dengan suara petasan, ingat betapa bahagianya kita dulu waktu menyalakannya. Kalau kita tidak lagi mendengarnya selepas Sholat Shubuh, berarti anak-anak sudah punya aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Kalau mereka memilih untuk bermain game online di rumah atau bahkan tidur, kesehatan mental mereka mungkin akan terganggu.
@cahyoichi_
0 comments:
Post a Comment