Melanjutkan tulisan yang kemarin, Redefinisi Gaptek,
kali ini saya akan fokus pada bagaimana orang-orang yang semakin
tergantung dengan internet untuk hampir semua hal. Dan mulai malas
menggunakan otaknya untuk sekedar memproses informasi.
Ini bukan karena saya sok-sokan sudah bebas
dari "dosa" ini. Penulisan artikel ini justru merupakan pengingatan pada
diri saya sendiri. Saya sangat-sangat sering--karena berbagai
alasan--memasrahkan tugas saya dengan internet. Ketika ada tugas
menganalisa sebuah film atau novel, saya mencari analisa orang lain yang
ada di internet. Ketika ada tugas menjawab beberapa soal esay, saya
malas membaca buku dan lebih sering mengetikkan kata kunci di google.
Dan yang paling parah: saya mengopi sinopsis sebuah novel yang mestinya
saya baca dulu dan dibuat sinopsis sendiri.
Kadang memang sulit (bagi saya) untuk melepaskan
diri dari hal-hal diatas. Karena selain karena perilaku malas dan suka
menunda pekerjaan, langkah seperti itu kadang membuat tugas saya sukses
mendapatkan nilai bagus. Saya merasa semakin berpengalaman dalam
plagiarism, terbiasa mengubah struktur dan bahasa pekerjaan orang lain
kemudian mengumpulkannya sebagai pekerjaan saya sendiri. Namun kemudian
(semoga) saya sadar, bahwa saya tidak mungkin melakukan itu selamanya.
Mahasiswa adalah akademisi, dan hal yang paling berkaitan dengan
akademisi adalah kemampuan dan kecerdasan berpikir.
Kita perlu khawatir ketika meningkatnya
ketergantungan kita akan internet akan mempengaruhi kecerdasan kita.
Semakin dan semakin kita menyerahkan tanggung jawab otak kita kepada
internet, bukankah kita akan semakin bodoh? Apakah kita akan lupa
bagaimana caranya berpikir? Kita menyerahkan sebagian besar aktivitas
kita kepada teknologi dan gagal menjadi makhluk yang lebih berkualitas
dan maju. Kita telah menjadi kungkang yang malas dan tidak tertolong.
Sekarang ketika masing-masing kita memiliki
komputer dan internet, kita tidak lagi merasa bahwa kita sebagai manusia
memiliki tanggung jawab untuk berpikir. Kita tahu bagaimana caranya
mendapatkan sebuah informasi dari internet, tetapi malas untuk memproses
informasi tersebut. Kita perlu khawatir ketika semakin sering kita
meminta komputer untuk mencari jawaban persoalan yang kita hadapi,
semakin berkurang pula kemampuan kita untuk menyelesaikan masalah dengan
tangan dan otak kita sendiri.
Maka dari itu, banyak yang setuju bila ada frase "kurangi internet, perbanyak baca buku".
Memang benar internet memang dikembangkan untuk
mempermudah kita dalam mencari informasi yang kita butuhkan. Masalahnya,
kita manusia masih (dan semoga akan selalu) membutuhkan kemampuan (dan
kemauan) berpikir. Menemukan sesuatu yang baru, memproses informasi,
menghubung banyak ide-- kemampuan invensi dan progresif,
kemampuan yang membedakan kita dengan biri-biri. Hal-hal seperti itu
biasanya melekat pada diri idealis.
Barangkali, para idealis itu tidak akan mau menjadi
(atau hidup dalam dunia yang sama) dengan orang yang malas berpikir.
Orang-orang yang selalu bergantung pada komputer untuk jawaban yang
mereka (para idealis) biasanya mampu dan masih ingin mampu untuk
menemukannya dengan pemikiran mereka sendiri.
Aku nulis apa sih!
-@cahyoichi_
Bahasa lo ketinggian .__.
ReplyDelete