Ketika Kita Menyingkirkan Deadline

Mar 17, 2014

Dalam mata kuliah yang membutuhkan pemahaman ekstra, membagi materi menjadi beberapa bagian dan membentuk kelompok diskusi mungkin adalah langkah terbaik. Entah bagaimana caranya, biasanya kelompok sudah dibentuk sejak awal dan jadwal penyampaian materi sudah ditentukan.

Suatu ketika, saya mendapati bahwa giliran kelompok saya untuk menyampaikan materi semakin dekat. Saya kadang seperti beberapa mahasiswa lain; belum mempelajari materi presentasi bila belum mendekati hari H. Hari itu adalah H-1 presentasi, dan saya cemas.
 
Saya sudah siap bergadang mempelajari materi "bagian" saya. Namun kemudian ada informasi bahwa esok harinya masih menjadi giliran kelompok sebelumnya, sepertinya materi yang mereka sampaikan belum selesai. Saya pun lega. Dengan begini, masih ada waktu satu minggu lagi untuk mempelajari materi. Terdengar menyenangkan bukan?

Ternyata tidak.


Apakah kalian berpikir saya menggunakan waktu seminggu itu untuk mempelajari materi? Apakah saya masih semangat bergadang belajar atau saya berleha-leha dan mengatakan, "Santai dulu saja lah, waktunya kan masih lama".

Apa yang terjadi bila kita "menyingkirkan" deadline setelah kita menghabiskan waktu ekstra kita untuk merasakan nafas lega? Saya merasa gagal mengatur waktu ekstra dengan bijaksana. Saya malah merasa masalah yang sama terulang kembali tekanan deadline, stress, "rasa tidak siap" yang sama seperti minggu lalu. Saya merasa, satu minggu berlalu tanpa ada tujuan yang dicapai. Ketika tiba giliran kelompok saya untuk menyampaikan materi, saya masih jauh dari siap. Presentasi saya jauh dari sempurna.

Tragedi "penghambur-hamburkan waktu ekstra yang diberikan" tersebut sudah sering terjadi. Mengapa biasa begitu?

Ternyata masalahnya adalah: saya kehilangan motivasi.

Saya sadar akan hal ini setelah menemukan sebuah kalimat yang menarik: "motivasi seseorang untuk meraih tujuan meningkat ketika jaraknya dengan tujuan berkurang". Baik itu seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi, atau seekor tikus yang mencium bau keju, ketika kita merasa sebentar lagi sukses, kita akan semakin intensif berusaha.

Ketika saya merasa bahwa besok waktunya saya untuk presentasi, maka bayangan tentang bagaimana saya sukses menyampaikan materi akan semakin melekat di pikiran saya. Bayangan tersebut akan mendominasi pikiran saya dan membuat saya semakin semangat memahami materi.

Ketika deadline itu "hilang", berarti saya menambah lagi jarak saya dengan presentasi. Tidak ada lagi sesuatu yang urgent yang membayangi pikiran saya sehingga motivasi saya pun hilang.

Maka dari itu, seandainya memang ada deadline yang tertunda bukan karena keinginan kita, kita harus menjaga motivasi tetap tinggi. Kita perlu mencari cara mempersempit jarak antara di mana kita berada dan target kita. Kita bisa menciptakan deadline sementara, misal beberapa hari sebelum hari-H, itu akan mengembalikan rasa "buru-buru" yang sempat hilang. Dan pastikan bahwa deadline yang tertunda tadi adalah benar-benar deadline, sehingga kita tetap merasa wajib untuk menyelesaikan pekerjaan sesegera mungkin.

0 comments:

Post a Comment