Dalam mata kuliah yang membutuhkan pemahaman
ekstra, membagi materi menjadi beberapa bagian dan membentuk kelompok
diskusi mungkin adalah langkah terbaik. Entah bagaimana caranya,
biasanya kelompok sudah dibentuk sejak awal dan jadwal penyampaian
materi sudah ditentukan.
Suatu ketika, saya mendapati bahwa giliran kelompok
saya untuk menyampaikan materi semakin dekat. Saya kadang seperti
beberapa mahasiswa lain; belum mempelajari materi presentasi bila belum
mendekati hari H. Hari itu adalah H-1 presentasi, dan saya cemas.
Saya sudah siap bergadang mempelajari materi
"bagian" saya. Namun kemudian ada informasi bahwa esok harinya masih
menjadi giliran kelompok sebelumnya, sepertinya materi yang mereka
sampaikan belum selesai. Saya pun lega. Dengan begini, masih ada waktu
satu minggu lagi untuk mempelajari materi. Terdengar menyenangkan bukan?
Ternyata tidak.
Apakah kalian berpikir saya menggunakan waktu
seminggu itu untuk mempelajari materi? Apakah saya masih semangat
bergadang belajar atau saya berleha-leha dan mengatakan, "Santai dulu
saja lah, waktunya kan masih lama".
Tragedi "penghambur-hamburkan waktu ekstra yang diberikan" tersebut sudah sering terjadi. Mengapa biasa begitu?
Ternyata masalahnya adalah: saya kehilangan motivasi.
Saya sadar akan hal ini setelah menemukan sebuah kalimat yang menarik: "motivasi seseorang untuk meraih tujuan meningkat ketika jaraknya dengan tujuan berkurang". Baik itu seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi, atau seekor tikus yang mencium bau keju, ketika kita merasa sebentar lagi sukses, kita akan semakin intensif berusaha.
Ketika saya merasa bahwa besok waktunya saya untuk presentasi, maka bayangan tentang bagaimana saya sukses menyampaikan materi akan semakin melekat di pikiran saya. Bayangan tersebut akan mendominasi pikiran saya dan membuat saya semakin semangat memahami materi.
Ketika deadline itu "hilang", berarti saya menambah lagi jarak saya dengan presentasi. Tidak ada lagi sesuatu yang urgent yang membayangi pikiran saya sehingga motivasi saya pun hilang.
Maka dari itu, seandainya memang ada deadline yang
tertunda bukan karena keinginan kita, kita harus menjaga motivasi tetap
tinggi. Kita perlu mencari cara mempersempit jarak antara di mana kita
berada dan target kita. Kita bisa menciptakan deadline sementara, misal
beberapa hari sebelum hari-H, itu akan mengembalikan rasa "buru-buru"
yang sempat hilang. Dan pastikan bahwa deadline yang tertunda tadi
adalah benar-benar deadline, sehingga kita tetap merasa wajib untuk
menyelesaikan pekerjaan sesegera mungkin.
0 comments:
Post a Comment