Mari beralih. Kali ini saya ingin sedikit membahas pendapat saya tentang Youtube.
Youtube adalah salah satu jejaring sosial video yang setiap hari tentu dikunjungi jutaan pengguna internet dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri memiliki jumlah pengguna internet yang besar, dan termasuk salah satu negara pengguna sosmed terbanyak. Maka dari itu, setiap yang membaca tulisan ini pasti udah pernah membuka Youtube, atau paling enggak pernah mendengar nama situs itu. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah: bagaimana cara kita menggunakan Youtube.
Kalau kita cuma menjadi penonton, dalam artian enggak membuat akun dan hanya menjadi pengunduh video, berarti kita kurang bisa memaksimalkan. Kalau kita udah biasa mengunggah video kita ke Youtube, berarti kita udah berpartisipasi dalam media. Dengan kata lain, masing-masing dari kita punya kekuatan untuk mempengaruhi orang lain lewat video. Sampai di sini, pertanyaan baru muncul, video yang bagaimanakah yang biasa kita share ke publik? Sudahkan kita menggunakan kekuatan kita?
Kita tentu masih ingat dengan fenomena Harlem Shake beberapa waktu yang lalu. Yap, banyak sekali orang-orang yang membuat video Harlem Shake versi masing-masing. Salahkah? Enggak, kalau kita lihat dari sisi kebebasan berekspresi (meskipun gerakannya memang benar-benar konyol). Tetapi dengan berpartisipasi di dalamnya, berarti kita masuk ke dalam mainstream.
Hal tersebut bisa jadi menguntungkan pengelola youtube. Pada waktu Harlem Shake booming, kita bisa melihat bahwa jumlah video yang diunggah di situs tersebut meningkat pesat. Bila kita berpikir linier, berarti jumlah pengunjung yang ingin melihat video semacam itu juga meningkat. Kalau teknik sederhana itu berhasil, untuk selanjutnya youtube bisa saja sengaja menciptakan fenomena-fenomena popular lain di masyarakat.
Bila pengunjungnya semakin banyak, maka Youtube memperoleh pendapatan yang banyak, misal dari provider internet atau iklan. Seperti media lain (misal televisi), secara tidak sadar kita telah menjadi ladang uang. Kita perlu memikirkan kembali posisi tawar Youtube, apa yang dia berikan kepada kita. Minimal, kita meminta sesuatu yang bermanfaat dan menambah ilmu. Akan lebih bagus lagi bila kitalah yang menyampaikan ilmu dan gagasan kita lewat video. Keberadaan kita semakin tampak dalam masyarakat global. Seperti yang pernah saya sebutkan dalam tulisan ini, kita berpikir maka kita ada.
Maka dari itu, sedikit banyak kita perlu mempelajari aturan main perusahaan media, termasuk youtube. Dengan menyadari kemampuan yang dimiliki sebuah media, kita bisa mengoptimalkannya untuk menyalurkan ide-ide kita, bukan malah tertanami ide. Kalau kita tidak melawan media kapitalis dengan logika mereka, kita hanya akan terus jadi korban pasar, baik itu secara produk atau yang lebih berbahaya, ideologi.
-Pengguna Youtube yang kurang bisa memaksimalkan | @cahyoichi_
0 comments:
Post a Comment