Peduli Nasib Anak-anak Kaya

Nov 8, 2013

Saya pernah mengobrol dengan salah satu teman perempuan, dia aktif dalam kegiatan semacam sekolah kampung.

Sekolah kampung sendiri adalah kegiatan mengajar anak-anak di desa, biasanya anak yang kurang beruntung secara materi. Kegiatan ini seperti sisi lain dari para mahasiswa aktivis, yang biasanya dikenal sebagai pendemo atau orang yang sok-sokan bicara idealis.

Jadi intinya, jadi aktivis BEM nggak jelek-jelek amat. Kegiatan ini merupakan langkah aktif perubahan, bergerak membentuk akar rumput yang kuat dari generasi muda Indonesia. Karena selain mengajar materi akademis, para mahasiswa ini juga menanamkan motivasi agar anak-anak tersebut tetap meletakkan mimpi mereka lima sentimeter di atas kepala #halah.
Serius, dalam obrolan tersebut saya bertanya,

Motivasi untuk anak-anak yang kurang mampu?

Motivasi untuk anak Indonesia yang butuh dimotivasi. ujar teman saya diplomatis, mungkin ungkapan yang saya gunakan kurang bagus, jadi dia merevisinya.

Aku nanya serius, aku lagi mikirin sesuatu

Iyap. most of them.

Saya tidak aktif dalam kegiatan sekolah kampung, karena saya memiliki pandangan yang agak berbeda.

Dan ini benar-benar subyektif.

Aku sempet ngajar TPA, anak-anak di sekitar (rumah) ku, banyak yg mampu. Mereka agak manja, sering ngobrol soal game online, dan sebagainya, saya melanjutkan pembicaraan.

Terus?

Kemudian saya mulai beretorika.

Pengabdian dalam hal motivasi untuk anak-anak kurang mampu (seperti sekolah kampung) memang sedang nge-tren. Banyak sekali mahasiswa aktivis yang masuk BEM langsung memilih terjun pengabdian praktis ini. Pun tak jarang yang bosan dengan kebanyak-cakapannya sendiri lalu tobat dan memilih berbaur dengan anak-anak.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: adakah yang juga bersedia memberikan "motivasi" juga untuk anak-anak orang kaya? Adakah yang peduli?

Sebenarnya pertanyaan di atas agak aneh. Mengapa kita susah-susah memikirkan anak-anak orang kaya, bukankah mereka sudah makmur dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memiliki masa depan cerah?

Itulah poinnya, mereka memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memiliki masa depan cerah. Kalau diarahkan dengan baik, mereka bisa mengubah dunia.

Anak-anak seperti kertas kosong. Kalau kita mau sedikit menyusun strategi, mereka bisa diarahkan agar hidup mereka tidak kapitalis dan peduli pada anak-anak yang tidak mampu tadi.

tapi buatku mengentaskan mereka terlebih dulu memang lebih penting, teman saya tiba-tiba menyela.

Saya setuju. Tetapi bila kita berpikir linier, anak-anak kaya itu nantinya punya kesempatan untuk membantu mengentaskan yang miskin juga, kalau bisa diarahkan ke situ.

Asumsikan kita berhasil mengentaskan sekelompok anak miskin. Namun kalau yang kaya nanti hanya menjadi "penerus" ideologi serakah dan kapitalis (misal: koruptor), akan lebih banyak lagi anak miskin!

Tanpa ingin mengurangi urgensi salah satu pihak, saya senang bila kita bisa berpikir lebih dari satu sisi.
Saya memang belum pernah mengikuti sekolah kampung, jadi tidak bisa membandingkan lebih sulit yang mana. Namun karena anak-anak kaya sudah berada pada kondisi positif dari awal, saya rasa agak mudah menanamkan positivisme.

Untuk temanku tadi, kita tidak bertentangan. Saya sudah setuju dengan pendapatmu yang paling awal, bahwa tujuan kita adalah memberi motivasi untuk anak Indonesia yang butuh dimotivasi.

-pernah belajar selama dua periode di sekolah kehidupan bernama BEM FSSR UNS | @cahyoichi_

2 comments:

  1. suka dengan postinganu kali ini Cahyo. yah apapun itu, apakah mereka anak orang miskin atau kaya, seandainya mereka diberi semangat positif dan untuk berani meletakkan mimpi mereka 5cm di atas kepala, niscaya mereka mampu membuat perbedaan yang lebih baik di negara ini. so, are you challenged enough to make a better world? i guess you are. :)

    ReplyDelete
  2. lets make a better world together, Mas Pondra, dengan interest unik kita masing-masing :)

    ReplyDelete