The Art of Break up II – On a Day Just like This

May 6, 2011

Seperti biasa pagi ini setelah nyapu lantai aku sarapan di kamar sambil dengerin lagu-lagu Pee Wee Gaskins yang album The Sophomore (rencananya ntar malem mau pergi hotspotan sama Arip dan download yang Ad Astra Per Aspera), lewat speaker dewa yang volumenya aku setel kenceng banget. Karena semua orang di rumah udah pergi kerja, aku teriak-teriak aja di kamar, tapi kemudian aku diem pas lagu On a Day Just Like This di putar,

I remember how the first time
 I lay my eyes on you
 It was on the day just like this
 You was wearing your black dress…. dst

Well, itu adalah lagu yang nggak pernah bosan aku puter, dulu pas pertama dapat itu lagu, aku puter ratusan kali per hari, dan karena lagu itu pula sekarang aku pengen bikin note, ini tentang bagaimana saat pertama kali aku “meletakkan” mataku di Agus, di hari-hari biasa seperti hari ini.

Aku suka bercerita ke orang atau mendengarkan cerita bagaimana dua orang pertama kali bertemu, bisa kita ceritakan ke anak kita, hohoho.

Aku mau mulai dari sangat-sangat awal, tapi bentar aku mau ketawa iblis dulu (kekekekekekekekekekeke)

Waktu pertama kali ketemu Agus itu waktu lagi di ruang seminar gedung 3 FSSR (pas osmaru), aku sama Alfian duduk di depan ibu2 PKK (itu julukan yang diberikan Darren ke cewek-cewek gengnya Agus waktu itu). Tapi yang pertama aku kenal itu Clara (kita malah sempet ngobrol, huh itu karena waktu itu dia berisik banget), Clara sama Alfian main origami dengan menyalah-gunakan brosur-brosur. Sedangkan aku malah stuck nggak bisa bikin bangau setengah naga dari kertas.

Lalu aku kenalan juga sama Debi , itu juga karena mereka berdua yang paling dekat dan jaraknya memungkinkan untuk bisa salaman, Clara malah di belakangku, tapi sumpah mereka berisik banget, kalau nggak salah mereka ngomongin Aji Baskoro atau apa ya.. (Aji Baskoro itu adalah satu-satunya anak Sasing yang sampai aku nulis tulisan ini belum tau wajahnya, dia udah duluan diculik alien sebelum Dedek !),

Detik-detik berlalu, sesaat aku mendengar ada salah satu dari mereka (PKK) manggil salah satu temennya dengan nama Agus.

“Agus?.. ad cewe namanya Agus?”

Sebetulnya aku adalah cowok yang jarang peduli pada sesuatu, tapi aku lalu nengok ke belakang, lihat cocard’e tertulis Agustiya Ningsih…

Waktu itu aku liat wajahnya lugu dan sederhana banget lho, maksudku dia yang paling terliat pendiam dari ibu-ibu PKK lain, siapa yang menyangka orang kaya dia suatu saat bakal jadi pacarku ^^.

Hari kedua osmaru aku kenal Esty, itupun karena dia satu kelompok bakti sosial sama aku (waktu itu dia galak banget ngingetin aku suruh iuran ke Aya’). Trus juga cewek yang namanya Dita karena dia maju ke depan ruangan dan nyebutin nama. Jadi temen-temen, Agus itu sebenernya malah  emang orang-yang-paling-nggak-aku-kenal-se-ibu-ibu-PKK. Itu sekilas kesan pertama tentang ibu-ibu PKK, Clara yang berisik, Debi yang cantik, Esty yang galak, Dita yang jenius dan misterius, dan cewe yang aku belum paham kenapa dia dipanggil Agus.

Udah itu aja tentang ibu-ibu PKK.

Hari itu adalah sehari setelah osmaru selesai, dan aku blum ngumpulin kertas biodata mahasiswa. Aku sbagai maru yang masih bingung ini itu, terpaksa masuk kantor Gedung 3 untuk ngumpulin sendiri, tapi dari situlah momen awal ketemu Agus !. aku masuk ruang kantor, dan di sana (apesnya) ketemu ibu-ibu PKK lagi, sebenarnya aku mau kabur tapi Clara keburu nyapa aku, terjadi obrolan singkat dan nggak jelas,

Clara : hi Cahyo, ngapain ke sini?”

Agus : hi anak culun.. (kalimat prtama Agus, sumpah aku inget dia bilang kaya gitu, bzzzt, sejak saat itu aku memutuskan bahwa Agus adalah orang yang paling aku benci se ibu-ibu PKK !)

Cahyo YML (yg msih lugu) : aku mau ngumpulin kertas ini, kamu tau nggak dimana?

Clara : kertas apa?

Cahyo YML : biodata osmaru -____-

Esty : ya ampun.. kmu blum ngumpulin ! (tu kan, dia menambah kesan)

Clara : ke mas bayu, orangnya ada di atas (perlu diketahui, Bayu adalah idola ibu-ibu PKK waktu itu)

Cahyo YML: ah yaudah aku nggak usah ngumpulin (sambil kluar kantor)

Baru aku keluar ruangan buat menemui Darren yang sibuk memainkan lepilepi (nama laptopku, dulu). Padahal bernafas aja belum, tau-tau Clara teriak-teriak kaya orang gila.

Clara : Cahyo, km mau nemuin mas Bayu?, aku ikut ya!!!

Cahyo YML : nggak mau, aku nggak jadi ngumpulin

Lihat Darren yang lagi buka FB, alur cerita brubah,

Dita : eh add FBku dong,

Darren YDMM (yg dulu msih mnyenangkan) : apa?”

Dita : sevenfold zero strip zero..

Darren YDMM: se ven fold ze ro ze ro.. ini,

Dita : iya, itu gambarku sendiri lho, bagus kan,

Agus : iya gambaran Dita bagus,

Darren YDMM: wah brarti skrang km aku pnggil ndol ndol, zero zero kan nol nol, haha

(kekeke… usaha pertama Darren.. nice try bro)

Agus : add aku juga donk, Agustiya ningsih,

Darren YDMM: gini?”

Agus : Agustiya, pake y !

Setelah itu, aku mengambil alih lepi dengan paksa, dan add mereka berdua. Dan itulah gimana aku add fbnya Agus.

Beberapa hari berlalu dan Agus sms aku untuk yang pertama kali, waktu itu udah siang dan aku udah mau pulang. Aku ketemu Salman yang notabenenya waktu itu adalah ketua klompok ospek jurusan, dia suruh aku sms Fitri jdi rapat nggak.

Salman : km sms Fitri, tanyain jadi rapat ga.

Cahyo : “Fitri yang mana sih? yang rambute lurus yang diatasin itu to? (aku meragain pake tangan)

Salman : ho o

Aku mau ngetik sms, tapi tiba-tiba hapeku bunyi, pesan masuk dari nomer yang belum dikenal.

“Cahyo ini Agus, kmu nanti ikut buber ga”, (jadi itulah sms prtama Agus.)

“insyaallah ikut tapi aku mau pulang dulu, aku capek, mau tidur, km tau nomerku darimana?”

“dari Debora, aku nanti boleh nebeng nggak pulangnya”

Aku berpikir sebntar, lalu nulis balesan (waktu itu belum ada perasaan apa-apa)

“boleh”

“makasih ya Cahyo”

…………….

Aku lalu pulang, tidur dan telat bangun smpai hampir jam stengah 5 !! Tanpa mandi aku langsung naik motor kebut-kebutan di kampus, dan what the hell ternyata msih sepi.

Waktu berlalu, aku bingung gimana tau-tau acara buber selesai. Aku pergi ke NH (Nurul Huda, masjid terkeren se UNS) sholat magrib, 2 detik setelah aku keluar dari NH, aku ketik sms.

“Agus ayo pulang..

“wah Cahyo, telat aku udah di kosan, tadi breng Devi”

“ohh, yaudah aku pulang dulu ya…”

Aku nggak tau gmana aku mau mengakhiri note ini. Tapi gini, aku penasaran gimana jadinya kalau waktu itu aku beneran nebengin Agus..

0 comments:

Post a Comment