The Art of Break Up

May 6, 2011

Sebelum kita baca tulisan ini, sebaiknya puter dulu lagunya Ipang – Tentang Cinta, biasanya lagu itu bekerja dan bikin aku nangis pas lagi berantem sama Agus di sms..

Oke, baru aja tadi siang aku diputusin Agus, haha sial, padahal tinggal sedikit lagi lho aku bisa nyelesaiin masalah…

Wah aku bener-bener mau ngucapin makasih ma Agus, buat semuanya selama ini :D…

Aku sudah banyak berubah sejak pertama kali kita bertemu, dulu aku kan pendiem banget kayak zombie

Dia udah bikin aku jadi lebih pede dan dewasa

Kalau dulu sebelum lebaran rute jalanku ke kampus lewat gerbang depan, tapi segera kemudian jalan pulang ke rumah melewati kosan Agus..

Tempat pertama kita berinteraksi di dunia nyata ( aku sebenarnya benci sms) adalah di sebelah lemari, di depan lab pronunciation (yang kacanya aku pecahin sama Dheo). Waktu itu ya hari biasa-biasa saja seperti hari ini, dulu pas pertama ngobrol itu berkat Esty, ceritanya waktu aku ngobrol sama Darren (perlu diketahui Darren adalah orang yang banyak membantu saat aku dan Agus membangun hubungan)

“eh, masa aku belum pernah lho bicara sama Agus, habis dia sama Clara mulu…” kataku waktu itu. Aku nggak tahu kalau Esty denger, kontan saja dia langsung bilang ke Agus soal ini, alhasil kita berhasil ngobrol , ya waktu itu masih dengan kalimat-kalimat standar basi, masih speechless. (speechless : unable to speak because of deep felling)

Agus itu orang yang bisa bikin aku meleleh, seperti banana split yang nggak segera dimakan pas siang hari. Dia juga orang yang bisa membawa aku ke dunia yang belum pernah aku lihat sebelumnya..

Karena Agus juga aku jadi lebih dekat sama Dheo, Haikal, Dita, dkk. Kalau kita pacaran sama seseorang, kita kan juga harus temenan sama temennya juga to? Dia adalah akses utama, sejak saat itu hampir setiap hari aku diajak zombie-zombie itu pergi main sampai malam.

Dia juga orng yang bikin aku jadi sombong, gimana nggak jadi sombong kalau tiap hari pamer ke temen-temen lagi jalan gandengan sama pacar, cantik lagi akakakak. Tapi memang bukan cantiknya sih yang aku cari, rasa sayangnya yang meluap-luap padaku itu membuatku gila..

Kata Dita dan Dheo, wajahku beda pas ada Agus sama nggak ada. Pas ada Agus, katanya wajahku itu giraaang banget (baca: sedang dalam Agus mode), tapi pas nggak ada Agus mendadak jadi seperti zombie (waktu itu Dheo memperagainnya dengan mata melotot dan mulut buka tutup, lebih seperti ikan sih)

Sebenarnya juga, Agus adalah orang yang paling sering aku godain, aku suka banget ngejekin dia pas nilai grammarnya lebih jelek dari aku.. wahhh dewaaa,

Aku pernah nyuri-nyuri cium bibir Agus sekali :p..

Sekarang, aku jadi rajin ngapa-ngapain dong.. aku rajin nyuci dan nyapu, kan pertama-tama niatnya cuma buat pamer biar dibilang rajin, u know.. pas d sms “kmu lgi apa yo?”.. “wah aku bru aj nyuci tiga ember, capek sayang…”.
Tapi sampai sekarang aku memang kalau nyuci baju sendiri..

Sebenernya dia itu aku anggap lebih dari pacar lho, dia itu temen yang sesungguhnya, yang bisa ngerti aku, bukan hanya temen main.. (perbedaan: temen main itu ada dimana-mana seperti daun yang berguguran)

Jadi sekali lagi, terima kasih buat Agustiya Ningsih, tpi kalau memang aku harus barterima kasih, aku mau berterima kasih sama Allah (pasti, Alhamdulillah…^^) yang telah mengirim dia ke aku.. dengan tugas untuk mengubahku menjadi pribadi yang lebih baik, dan bikin aku tersenyum, meningkatkan levelku sampai setinggi ini. Bagaimanapun mungkin tugasnya sudah selesai.. hohoho

Fiuh… (take a deep breath)

Sebenernya (lagi), aku nggak tau alasan kenapa atau bagaimana harus berakhir seperti ini, apakah masih ada yang salah dari yang aku lakukan atau apakah ada syarat yang belum aku penuhi. Tapi kita tahu, bahwa kita berdua adalah orang yang berbeda persepsi… walau sering ada beberapa hal yang secara kebetulan sama, seperti jawaban dari pertanyaan “umur brapa target km nikah?”

Jadi kalau ada yang bertanya “wah hubungan kalian ko cepet banget?” atau “wah hubungan kalian ko gitu-gitu aja nggak ada perkembangan?”, mending berantem aja deh sama aku, mereka itu sebenernya nggak tau apa-apa..

Kalau bisa mengulang cerita sih.. aku mau jadi pihak yang memulai, aku akan tunggu berapa lamapun ketika dia minta pulang bareng waktu habis buka bersama EDCOM, aku akan bales smsnya dengan kalimat yang lebih panjang dari yang dia kirim dan tentu saja tidak sambil main game, akan aku angkat telponnya nggak peduli seseru apapun aku d depan lepi, aku ingin jadi peka.

Aku bukan hanya menyayanginya, aku menghormatinya…

Jadi Agus, kalau 8 tahun lagi aku masih nyari kamu, jangan pernah bilang “we wont last any longer” atau “go find someone better” lagi.

Kalau kemarin aku gelisah nggak bisa tidur karena menunggu balesan sms dari dia, malam ini aku akan langsung tidur, karena aku tau nggak bakal ada sms dari dia lagi, karena satu-satunya hal yang aku takutkan adalah kehilangan alasan untuk menunggu,,,,

*sleep tight, Cahyo…*

Lagunya Ipang sudah sampai pada.. “maafkan aku yang tak pernah tahu, hingga semuanya kinipun telah brlalu.. maafkan aku..”

5 comments:

  1. meski sudah lawas, tapi nangis bacanya. huhuhu *lebay

    jujur,aku kaget banget. ternyata dirimu itu pernah sama Agus tho? gak nyangka aku. padahal aku itu juga kenal Agus, kenal Dita, kenal Clara. tapi kok gak tau kalian pernah ada hubungan spesial ya. hahha soalnya aku tahunya kalo seseorang yang kamu sukai itu pernah kamu tulis di blog dan itu kayaknya bukan Agus. well, anak-anak ED memang penuh dengan kejutan ya.

    anyway, aku gak mau ngebuka kenangan lama yang sudah terpendam. jadi, selamat melanjutkan hidup Cahyo. :D

    ReplyDelete
  2. waaaaa tulisan jaman jahiliyah ini Maaass. -_-

    ReplyDelete
  3. pantesan sempet nyuri-nyuri ciuman bibir segala. hahaha

    ReplyDelete
  4. Maaasssss, ngomennya tulisan yg lebih berkelas buat dikomen aja -___-

    ReplyDelete
  5. lha aku masih terkejut kok tau kalian ternyata pernah ada hubungan spesial. haha

    ReplyDelete